Sahabat Setia Menara, pakaian adat suku Sunda tidak
bisa lepas dari ikat kepala, disebut dengan Iket. Pakaian tradisional orang
Sunda, terdiri atas tiga bagian dalam satu set pakaian untuk laki-laki.
Pertama, ikat kepala. Kedua, kain baju. Ketiga, sarung.
Sedangkan untuk
perempuan, biasanya terdiri pada selendang atau kemben untuk pekaian bagian
atas. Dan kain lunas untuk pakaian bagian bawah. Cara berpakaian ini masih bisa
ditemukan di masyarakat Sunda Kanekes. Karena mereka masih memegang teguh
tradisi nenek moyang Sunda sampai sekarang.
Bahan kain ikat kepala
terbuat dari kain polos atau kain batik. Ukuran lebar kain sekitar 1m2.
Sedangkan untuk kain iket yang memiliki ukuran setengah meter dan bentuk kain
terbelah tengah secara diagonal, dikenal dengan satengah iket.
Ikat kepala berbahan
batik, biasanya memiliki motif batik khusus. Adapun beberapa motif batik yang
dikenal sering digunakan untuk bahan iket, di antaranya adalah batik kangkung,
batik kumeli, batik sida mukti, batik kawung ece, batik seumat sahurun, batik
giringsing, batik manyingnyong, batik katuncar mawur, batik kalangkang ayakan,
dan batik porod eurih.
Ikat kepala merupakan
bagian tak terpisahkan dari pakaian sehari-hari urang Sunda. Malah pada saat
ini, banyak orang Sunda yang menggunakan iket sebagai salah satu identitas
kesundaannya. Iket sendiri terdiri atas berbagai bentuk:
·
Perengkos Nangka. Bentuk sederhana dan
sangat mudah digunakan. Biasanya dipakai oleh orang tua yang sedang
tergesa-gesa, dan perengkos nangka menjadi pilihan ikat kepala yang tepat dan
cepat. Penggunaanya cukup dibelitkan di kepala saja.
·
Barangbang Semplak. Bentuk ikat kepala
yang hanya digunakan oleh kalangan jawara, atau jagoan, tempo dulu. Sekarang
iket barangbang semplak bisa digunakan oleh siapapun. Kecuali bagi sebagian
masyarakat Sunda yang tetap memelihara ketat tradisinya.
·
Julang Ngapak. Bentuk ikat kepala yang didesign
khusus untuk kalangan orang tua.
·
Porteng. Bentuk ikat kepala yang sering digunakan untuk
kalangan anak muda.
·
Talingkup. Bentuk ikat kepala yang dikhususkan untuk orang yang
telah lanjut usia.
·
Udeng. Bentuk ikat kepala yang biasa digunakan khusus untuk
acara-acara resmi. Orang tua sering menggunakan bentuk iket ini.
·
Kuda Ngencar. Bentuk ikat kepala yang biasanya
dipakai oleh kalangan jawara muda.
·
Borongbong Keong. Bentuk ikat kepala
untuk digunakan oleh anak-anak muda.
·
Bungkus Peuyeum. Bentuk ikat kepala yang sering
digunakan oleh petani, tukang macul, tukang kebun, dan sejenisnya.
·
Babalian. Bentuk ikat kepala khusus kalangan anak muda.
·
Mamakasaran. Bentuk ikat kepala khusus anak-anak
di usia remaja.
·
Kuda Nyicir. Bentuk ikat kepala khusus anak
muda.
·
Iket Raja, atau Satria. Bentuk ikat kepala
yang dibuat khusus untuk kepentingan acara-acara sandiwara.
·
Totopong. Bentuk ikat kepala untuk orang tua, tetapi lebih
kasar daripada iket udeng.
Zaman sekarang, orang
Sunda sangat jarang menggunakan pakaian adat suku Sunda. Layaknya orang
kebanyakan, pakaian orang sunda sehari-hari lebih menyesuaikan dengan trend dan
style yang sedang booming di khalayak publik. Pakaian adat suku Sunda banyak
digunakan dalam acara-acara resmi. Demikian pula iket, sangat jarang digunakan
oleh kebanyakan orang Sunda. Sering terlihat dipakai dalam kegiatan-kegiatan
resmi saja.
Kita bisa menemukan
masyarakat yang memakai pakaian khas Sunda di perkampungan. Tentunya bisa
ditemukan juga di kabuyutan-kabuyutan Sunda, seperti Kampung Dukuh, Kampung
Naga, dan Kampung Baduy Kanekes.
Semoga pakaian adat Sunda
tetap bertahan sebagai khazanah kebudayaan Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar