Kamis, 30 Mei 2013

SENSASI IKET ALA SUNDA




Sahabat Setia Menara, pakaian adat suku Sunda tidak bisa lepas dari ikat kepala, disebut dengan Iket. Pakaian tradisional orang Sunda, terdiri atas tiga bagian dalam satu set pakaian untuk laki-laki. Pertama, ikat kepala. Kedua, kain baju. Ketiga, sarung.
Sedangkan untuk perempuan, biasanya terdiri pada selendang atau kemben untuk pekaian bagian atas. Dan kain lunas untuk pakaian bagian bawah. Cara berpakaian ini masih bisa ditemukan di masyarakat Sunda Kanekes. Karena mereka masih memegang teguh tradisi nenek moyang Sunda sampai sekarang.
Bahan kain ikat kepala terbuat dari kain polos atau kain batik. Ukuran lebar kain sekitar 1m2. Sedangkan untuk kain iket yang memiliki ukuran setengah meter dan bentuk kain terbelah tengah secara diagonal, dikenal dengan satengah iket.
Ikat kepala berbahan batik, biasanya memiliki motif batik khusus. Adapun beberapa motif batik yang dikenal sering digunakan untuk bahan iket, di antaranya adalah batik kangkung, batik kumeli, batik sida mukti, batik kawung ece, batik seumat sahurun, batik giringsing, batik manyingnyong, batik katuncar mawur, batik kalangkang ayakan, dan batik porod eurih.
Ikat kepala merupakan bagian tak terpisahkan dari pakaian sehari-hari urang Sunda. Malah pada saat ini, banyak orang Sunda yang menggunakan iket sebagai salah satu identitas kesundaannya. Iket sendiri terdiri atas berbagai bentuk:
·         Perengkos Nangka. Bentuk sederhana dan sangat mudah digunakan. Biasanya dipakai oleh orang tua yang sedang tergesa-gesa, dan perengkos nangka menjadi pilihan ikat kepala yang tepat dan cepat. Penggunaanya cukup dibelitkan di kepala saja.
·         Barangbang Semplak. Bentuk ikat kepala yang hanya digunakan oleh kalangan jawara, atau jagoan, tempo dulu. Sekarang iket barangbang semplak bisa digunakan oleh siapapun. Kecuali bagi sebagian masyarakat Sunda yang tetap memelihara ketat tradisinya.
·         Julang Ngapak. Bentuk ikat kepala yang didesign khusus untuk kalangan orang tua.
·         Porteng. Bentuk ikat kepala yang sering digunakan untuk kalangan anak muda.
·         Talingkup. Bentuk ikat kepala yang dikhususkan untuk orang yang telah lanjut usia.
·         Udeng. Bentuk ikat kepala yang biasa digunakan khusus untuk acara-acara resmi. Orang tua sering menggunakan bentuk iket ini.
·         Kuda Ngencar. Bentuk ikat kepala yang biasanya dipakai oleh kalangan jawara muda.
·         Borongbong Keong. Bentuk ikat kepala untuk digunakan oleh anak-anak muda.
·         Bungkus Peuyeum. Bentuk ikat kepala yang sering digunakan oleh petani, tukang macul, tukang kebun, dan sejenisnya.
·         Babalian. Bentuk ikat kepala khusus kalangan anak muda.
·         Mamakasaran. Bentuk ikat kepala khusus anak-anak di usia remaja.
·         Kuda Nyicir. Bentuk ikat kepala khusus anak muda.
·         Iket Raja, atau Satria. Bentuk ikat kepala yang dibuat khusus untuk kepentingan acara-acara sandiwara.
·         Totopong. Bentuk ikat kepala untuk orang tua, tetapi lebih kasar daripada iket udeng.
Zaman sekarang, orang Sunda sangat jarang menggunakan pakaian adat suku Sunda. Layaknya orang kebanyakan, pakaian orang sunda sehari-hari lebih menyesuaikan dengan trend dan style yang sedang booming di khalayak publik. Pakaian adat suku Sunda banyak digunakan dalam acara-acara resmi. Demikian pula iket, sangat jarang digunakan oleh kebanyakan orang Sunda. Sering terlihat dipakai dalam kegiatan-kegiatan resmi saja.
Kita bisa menemukan masyarakat yang memakai pakaian khas Sunda di perkampungan. Tentunya bisa ditemukan juga di kabuyutan-kabuyutan Sunda, seperti Kampung Dukuh, Kampung Naga, dan Kampung Baduy Kanekes.
Semoga pakaian adat Sunda tetap bertahan sebagai khazanah kebudayaan Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar